WISATA KOTA RANGKASBITUNG
Perjalanan saya mulai dari stasiun Tebet dengan menggunakan KRL ke Tanahabang. Sampai di stasiun Tanahabang sekitar jam 07.30 saya langsung membeli tiket kereta Rangkas Jaya secara langsung ke loket. Harga tiket kereta Rangkas Jaya adalah Rp 15K saja dengan rangkaian ekonomim AC, hmm... murah banget, padahal BBM baru saja naik dua ribu perak.
Kereta Rangkas Jaya bertolak dari Tanahabang sekitar jam delapan lewat lima menit sesuai dengan yang tertera di tiketnya. Rupanya saat itu banyak juga yang bepergian ke Rangkasbitung. Saya selalu berpikir kalau perjalanan ke Rangkasbitung itu pasti sepi karena Rangkas bukanlah kota besar seperti yang saya ketahui. Ternyata dugaan saya pun salah kaprah dan untung saya tidak kehabisan tiket karena tidak memesannya terlebuh dahulu, wadoooh ... terlalu meremehkan ya ..
Selama di perjalanan saya cukup menikmati waktu karena memang benar bahwa suasana dalam kereta lumayan nyaman dan dingin (walau agak lembab) ... kereta ekonomi sekarang sudah bisa diandalkan. Dalam satu gerbong yang sama dengan saya ada sekelompok anak muda yang entah mau kemana mereka, yang jelas mereka tampak sangat girang dan menikmati waktunya sampai-sampai lupa kalau bercandanya telah membuat berisik seisi gerbong, ... untung saya memakai headset jadi tidak mempan akan celotehnya yang hingar bingar - daaaag jamur!!!
Perjalanan ke Rangkasbitung dari Tanahabang makan waktu sekitar dua jam kalau lancar - tepatnya 1.40 menit. Perjalanannyan melalui banyak persawahan dan bentang alam yang hijau, sehingga saya merasa sangat damai dan tidak merasa bosan, I love Indonesia!!! Terlebih lagi waktu itu sudah mulai masuk musim penghujan sehingga suasana pun tidak gersang.
Selepas stasiun Parungpanjang, lintasan rel nya tidak lagi ganda sehingga terpaksa beberapa kali kereta harus berhenti menunggu kereta lain yang mau melintas, wkwkwkw! Akhirnya kereta terlambat tiba di Rangkasbitung agak lama dari waktu yang tertera di tiketnya... aku rapopo (kata penyanyi dangdut) namanya juga menikmati waktu jadi tidak peduli mau terlambat berapa jam pun.
Stasiun Rangkasbitung, peron |
Stasiun Rangkasbitung, lobby |
Rujak super pedas pinggir jl. Hardiwinangun |
Setelah mendapatkan momennya, saya lanjutkan dengan jalan kaki menyusuri jalan menuju arah selatan di antara pasar dan pertokoan hingga ketemu pedagang rujak uleg. Suasana panas saat ini membuat hasrat untuk makan yang pedas tiba-tiba muncul saat melihat pedagang rujak yang lagi selfie (sendirian maksudnya qiqiqiqi ...) Saya pesan rujak dengan level kepedasan yang paling tinggi dan luar biasa, dan hasilnya bisa ditebak. Saya dibuat repot karena harus mencari-cari minum di sekitar pedagang rujak tersebut, wadoooh dasyat banget cabe-cabenya. Beruntung di dekat situ ada penjual teh poci yang merangkap jadi tukang parkir (kreatif sekali dia). Dan dia berhasil meredam kepanasan cabenya tukang rujak.
Wisma Sugri |
Saya lanjutkan perjalanan menggunakan becak yang mangkal di dekat situ. Saya minta untuk diantar ke Wisma Sugri di jalan yang sama hanya agak ke arah ujung dekat alun-alun kota. Tidak jauh dan tidak sulit mencapai wisma Sugri karena Rangkasbitung bukan kota besar. Seperti yang saya lihat di internet, wisma Sugri memiliki tampilan sederhana tetapi rapih dan bersih. Tanpa mendapat kesulitan berarti saya langsung memesan satu kamar single bed dengan fasilitas yang setara dengan Amaris Hotel atau Fave Hotel ... wkwkwk promosi! padahal gak dibayar. (setidaknya konsep minimalisnya sama).
Interior kamar |
Interior lobi dan kamar di Wisma Sugri termasuk modern. Tata letak maupun mebelairnya pun dipilih untuk menyesuaikan dengan konsep minimalis elegan. Saya merasa nyaman dengan suasana kamar maupun lingkungannya. Wisma Sugri adalah wisma yang didirikan oleh persatuan guru se kabupaten Lebak (sotoy!) - begitu yang saya dengar. Di dalamnya terdapat banyak fasilitas pendukung dan satu hal yang menjadi kelebihannya adalah coffee shop dengan fasilitas karaoke bar selain beberapa ruang karaoke khusus (Aturannya Anda tidak boleh karaoke berpasangan ya ... minimal tiga orang).
Lobi Wisma Sugri |
Soto Alun-alun Rangkas |
Rangkasbitung ternyata tidak memiliki kuliner khas sehingga terpaksa saya menyantap soto untuk makan siang saat itu. Aneh, soto di Rangkas memiliki tampilan yang tidak ada bedanya dengan yang ada di kota lain atau di Jakarta, namun cita rasanya sangat berbeda dan unik. Saya akui sotonya lebih sedap dan nikmat dibanding dengan sotoy -sotoy (soto maksudnya!) yang pernah saya makan di negeri lainnya. Baru juga makan soto, tidak lama kemudian hujan turun, wadoh... suasana menjadi semakin sejuk dan menenangkan batin ... wkwkwkwk Rangkas oh Rangkas! I love Indonesia!!!
Bangunan bekas rumah dinas Kepala Pengadilan Negeri Rangkas |
Terpaksa saya harus duduk lama di situ sambil menunggu hujan berhenti. Tidak ada ruginya duduk di situ sambil mencermati kota Rangkas yang betul-betul tenang, sepi dan kecil. Denyut perekonomiannya tampak berjalan pelan sehingga tidak menunjukkan perkembangan fisik yang berarti. Bahkan di sekitar kawasan alun-alun yang nota bene sebagai distrik sentral tersebut masih dapat dijumpai bangunan lama yang ditinggalkan fungsinya. Kondisi tersebut menimbulkan kesan kumuh dan tak terawat untuk kota Rangkasbitung padahal bangunan tersebut tampak sebagai bangunan peninggalan masa kolonial, sayang sekali euy! Bahkan di sisi timur alun-alun ada plang Rumah Dinas Kepala Pengadilan Negeri Kabupaten Lebak dengan bangunan lama yang sekitarnya ditumbuhi ilalang tinggi (wadooh... kemana pada, mereka semua hingga meninggalkan gedung yang begitu bersejarah).
Bangunan lain tanpa empunya |
Alun-alun Rangkasbitung seperti di kota lain adalah pusat dari kegiatan warganya serta sebagai titik kumpul. Tampak beberapa warga tengah melakukan aktifitas mereka di ruang terbuka tersebut. Ada yang hanya sekedar duduk-duduk, berolahraga, atau berputar-putar. Selain itu, alun-alun juga sebagai pusat pemerintahan kabupaten Lebak dimana dapat dilihat di sebelah selatan bangunan megah dengan judul Kantor Bupati, Pendopo, dan Gedung DPRD. Sedangkan di sisi barat terdapat masjid Agung Rangkasbitung.
Setda & Kantor Bupati Lebak |
Pendopo Kabupaten Lebak |
Parade di depan kantor DPRD Lebak |
Masih di sekitar alun-alun, di sisi timur terdapat Badan Kepegawaian dan Dinas Kependudukan yang berada di sudut jalan dengan bangunan bernuansa modern. Di sisi utara barat (barat daya), ada rumah sakit umum daerah dan jalan protokol Rangkasbitung yaitu Jl. Multatuli sebagai penengara kota. Dengan irama kota yang tenang seperti itu, Rangkasbitung agak sulit melebarkan pembangunan fisiknya ke arah luar mengingat yang di dalam kota saja masih terlihat kosong. Ironisnya, kabupaten Lebak adalah sebuah kabupaten di Banten yang memiliki wilayah paling luas dibandingkan dengan kabupaten lain. Dengan asumsi sumber daya alamnya yang lebih banyak dan melimpah, idealnya Rangkasbitung dengan Lebak sebagai wilayah kekuasaan harusnya menjadi daerah besar dan maju ya,... entahlah.
Alun-alun berlatar belakang Masjid Agung Rangkasbitung |
Salah satu penengara kota Rangkas adalah masjid agungnya yang memang tampak agung dengan menara yang megah. Masjid ini berada di sisi barat alun-alun berseberangan dengan Rumah Sakit Umum Daerah. Barangkali menara masjid tersebut adalah satu-satunya struktur tinggi yang ada di kota Rangkas sehingga akan selalu terlihat dari sisi mana pun.
Pada malam hari, alun-alun sebagai titik kumpul warga juga tidak begitu hingar bingar. Pusat kuliner berada di sisi utara dengan pilihan makanan yang tidak terlalu variatif. Sedangkan di sisi timur alun-alun dipenuhi oleh pedagang dadakan di sepanjang jalan. Mereka berjualan semacam suvernir atau semacamnya dalam rangkaian kios tenda yang dipasang rapih. Sayangnya waktu itu hujan rintik-rintik ketika saya sampai di lokasi sehingga pedagangnya langsung pada bubar, wah... belum juga sempat lihat eee .. dah pada beres-beres aja!
Bakso Mas Rudi Cempa |
Setelah puas di alun-alun, teman saya yang menetap di Rangkasbitung bergabung dengan saya. Kami pun berkeliling kota dengan motor biar lebih lincah dan mudah. Setelah berputar kota yang berukuran kecil tersebut, kami mampir di sebuah kedai bakso. Dari luar nampak banyak pelanggan keluar masuk kedai sehingga kami tergugah untuk mencicipinya. Namanya Bakso Mas Rudi asal Solo. Untuk waktu yang agak gerimis tersebut memang cocoknya makan yang panas-panas semacam bakso... hmmm yummy!!!
Agak ke arah Kota Pandeglang tetapi masih di sekitar kota Rangkas, saya ditunjukkan oleh teman beberapa resto yang bernuansa alam. Seperti resto di tempat lain, resto di sana juga mengadopsi konsep natural seperti di sawah yang ada pondokan dan kolam. Selain menikmati suasananya, saya juga menikmati menu yang khas dengan budaya Sunda. Saya pun memesan hidangan favorit di resto tersebut yaitu ikan gurame. Untuk berdua, ikan gurame itu terlalu besar apalagi ditambah dengan menu lain yang menambah penuh perut.
Nah... di Jalan Multatuli juga ada sebuah kafe yang cukup cozy. Menu makanan dan minumannya lumayan menarik dan yummy. Waktu itu saya masih punya waktu sekitar satu jam untuk ke stasiun yang tidak jauh dari kafe tersebut. Daripada saya bingung ngapain di stasiun yang tidak begitu luas itu, maka saya dan teman langsung masuk saja memilih posisi yang paling cozy... kebetulan waktu kami datang itu masih kosong. Tidak lama kami duduk, datanglah segerombolan ibu-ibu alias emak-emak dengan dandanan perlente. Menurutku, mereka itu adalah komunitas ibu-ibu pejabat setempat kalau dilihat dari mobilnya yang cukup berkelas untuk warga Rangkas. Benar saja, mereka bercanda, foto-foto bersama, dan yang tidak ketinggalan adalah arisan... hmmm dasar emak-emak! Di kafe itu juga banyak berdatangan anak-anak muda baik berpasangan maupun berkelompok... yaa cukup memberi kenyamanan jika Anda mampir ke Rangkas Bitung.
Menu yang kami santap waktu di kafe & net |
Ini dia menu kami waktu quality time malam hari di Wisma Sugri |
Suasana alun-alun Rangkasbitung |
Pagi harinya, Suasana Rangkasbitung saat itu sama sekali tidak ada matahari. Saya duduk menikmati suasana yang begitu sejuk karena semilir angin yang bertiup sepoi-sepoi basah. Di sekitar alun-alun ada anak-anak marching band lokal sedang mempersiapkan perlombaan untuk hari berikutnya, wah lumayan ada tontonan gratis. Sedangkan di dalam lapangan banyak warga yang tengah berlatih atau sekedar berolahraga ringan. Nampak pula beberapa keluarga dengan anak-anaknya berputar-putar di alun-alun (kaya gasing dong!). Sungguh suasana ideal untuk bersantai menikmati hari libur dan mensyukuri pemberian Tuhan. Life is so simple and easy!!!
Aktifitas warga di alun-alun |
Alun-alun Rangkasbitung saat pagi hari |
Sebelum pergi ke alun-alun pagi itu, saya menyempatkan diri untuk melihat danau yang tidak jauh dari wisma Sugri. Saya menemukannya dari google map malam sebelumnya. Daripada penasaran, pagi-pagi setelah mandi saya langsung bergegas memenuhi rasa penasaran saya. Dan benar saja, dengan suasana pagi yang sejuk, semilir angin dan situasi kota yang tenang tersebut, saya ditunjukkan sebuah danau kota yang mendamaikan hati. Teman saya menyebutnya dengan sebutan 'Balong' yang dalam Bahasa Sunda artinya kolam. Saya luangkan waktu di situ beberapa saat sambil melihat warga yang memancing di pinggir danau tersebut.
Kolam kota (Balong) Rangkasbitung |
Mainan anak di kolam kota Rangkasbitung |
Jika Anda ingin menengok bagaimana tampilan kota Rangkas dalam bentuk video singkat, silakan klik pranala yang ada di bawah ini. Wassalam ... ***
https://www.youtube.com/watch?v=kilwk3s6Hi8
Koreksi untuk foto yg diberi keterangan gedung bekas pengadilan negeri... itu foto rumah dinas ketua pengadilan bukan gedung pengadilan nya.
ReplyDeleteTerima kasih atas koreksinya.
ReplyDeleteTrims info lengkap ttg kota rangkas nya Pak. Saya blm pernah ke sana. Namun dgn membaca tulisan Anda, serasa saya sdg berkunjung ke sana. ^^
ReplyDeleteSama sama, semoga ada kesempatan untuk berkunjung.
Deletenice
DeleteHalo Om Zero... Saya suka sekali membaca tulisan ini berkali-kali. Tetap menyenangkan dan membuat saya berandai ada di situ. Walau tidak banyak tempat yang bisa di eksplore...
ReplyDeleteLokasi saya tinggal tidak jauh, tepatnya di Legok, Tangerang, sekitar 7km dari Parung Panjang. Tulisannya sangat menarik om, tapi saran saya om juga perlu mencantumkan harga-harga makanan dan tarif wisma sugri.
Jadi kami calon pelancong bisa memperhitungkan budget untuk ke sana. Kalau boleh bisikin di komentar saya om heheheh
Terima kasih masukan bagusnya Kaze..
DeleteDari Parung Panjang cukup deket dong... Ayo jalan jalan dan kenali negeri sendiri.
Untuk tarif akomodasi saat itu berkisar 200K (kurang lebih) untuk single bed. Tapi kalo penginapan yg lain pasti ada yg di bawah ato di atasnya.
DeleteTulisan ini sangat menarik. Salah satu opsi terbaik untuk yg ingin berkunjung ke rangkasbitung. Namun bisakah anda memberikan kontak wisma sugri yang bisa dihubungi?
ReplyDeleteTulisan ini sangat menarik. Salah satu opsi terbaik untuk yg ingin berkunjung ke rangkasbitung. Namun bisakah anda memberikan kontak wisma sugri yang bisa dihubungi?
ReplyDeleteItu yg jadi kendalanya. Waktu saya rencana mau jln ke Rangkas, tentu sy buat iterinary tapi saat browse kontaknya, hadeuh tdk ketemu di internet sampai skrg. Brgkali di tanda terima pembayaran dulu ada nomor kontaknya, namun sy tdk menyimpannya, Maaf...
Delete0252 202277
Delete0252 202277
Deleteterima kasih pak Hari Jhos
DeleteHallo Om zero, bagus yaa thread nya aku suka . Trimakasih sudah mampir ke Rangkasbitung. Om aku mau nanya itu tempat makan yang nuansa alam arah jalan Pandeglang lebih tepatnya dimana yaa kayaknya enak buat kongkow barengkawan2 hehe
ReplyDeleteHai Utty.. terima kasih sudah mampir. Lokasi resto itu ada di jalan raya Rangkas-Pandeglang. Seinget saya, dari terminal ke arah barat menuju Pandeglang namun belum begitu jauh dari situ. Kalau kita jalan dari arah Rangkas maka resto itu ada di sebelah kanan jalan. Saya lihat ada beberapa resto dengan nuansa yang sama namun teman mengarahkan saya ke resto tersebut karena sudah terbiasa ke situ. Di belakangnya bisa kita lihat sawah dan vegetasi yang cukup banyak. Silakan dicari pasti ketemu... have fun!
DeleteHai Utty.. terima kasih sudah mampir. Lokasi resto itu ada di jalan raya Rangkas-Pandeglang. Seinget saya, dari terminal ke arah barat menuju Pandeglang namun belum begitu jauh dari situ. Kalau kita jalan dari arah Rangkas maka resto itu ada di sebelah kanan jalan. Saya lihat ada beberapa resto dengan nuansa yang sama namun teman mengarahkan saya ke resto tersebut karena sudah terbiasa ke situ. Di belakangnya bisa kita lihat sawah dan vegetasi yang cukup banyak. Silakan dicari pasti ketemu... have fun!
DeleteFYI: Nama rumah makannya adalah AQABA
Delete